Kenaikan harga elpiji pengaruhi ekonomi makro
Jumat, 3 Januari 2014
20:59 WIB
Bandung
(ANTARA News) - Pengamat Ekonomi dari Universitas Pasundan (Unpas) Bandung,
Acuviarta Kurtubi menyatakan kenaikan harga elpiji 12Kg akan berpengaruh
terhadap ekonomi makro, salah satunya memicu inflasi tinggi pada Januari 2014.
"Kenaikan harga elpiji 12Kg di awal tahun yang cukup tinggi cukup mengejutkan, namun harus segera disikapi semua pihak agar dampaknya tidak terlalu besar, pengaruhnya juga dipastikan terjadap ekonomi makro dan bisa mengerek inflasi," kata Acuviarta di Bandung, Jumat.
Menurut Acu, pengaruhnya akan mengerek inflasi inggi, terlebih tahun 2013 inflasi cukup tinggi sehingga cukup memberatkan masyarakat.
Pengaruh lainya juga terhadap iklim investasi, dimana situasi saat ini akan menjadi kendala investasi. Para investor kemungkinan mempertimbangkan rencana berinvestasi, minimal menunggu hingga situasi lebih baik.
"Mungkin pengaruhnya juga ke investasi, meski tidak terlalu signifikan tapi dampaknya pasti ada. Namun diharapkan kondisi ekonomi bisa tetap stabil dan disikapi secara bijak," katanya.
Lebih lanjut, Acu menyebutkan, Indonesia harus berkaca kepada perlambatan laju ekonomi seperti yang terjadi pada 2004 da 2009 yang bertepatan dengan momen Pemilu, sepertihalnya yang akan dihadapi pada 2014.
Kenaikan elpiji 12Kg tidak hanya berpengaruh kepada sektor rumah tangga mampu yang mengkonsumsi elpiji jenis itu, namun juga dampaknya rumah tangga menengah ke bawah.
"Yang dikhawatirkan terjadi subsidi yang menjadi tidak tepat sasaran, karena adanya konsumen elpiji 12Kg yang beralih ke elpiji 3Kga. Pengawasan distribusi perlu ditingkatkan lagi," katanya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Kadin Kota Bandung Deden Y Hidayat yang menyebutkan, kenaikan harga elpiji 12Kg sangat dirasakan oleh pelaku usaha UMKM yang selama ini mengkonsumsi elpiji berukuran menengah tersebut.
"Dampaknya sangat dirasakan oleh UMKM, terutama yang bergerak di sektor perhotelan, restoran dan industri rumahan. Perlu ada skema agar tidak terjadi krisis elpiji 3Kg karena kemungkinan akan ada peralihan konsumsi elpiji ke 3Kg," kata Deden Hidayat.(*)
"Kenaikan harga elpiji 12Kg di awal tahun yang cukup tinggi cukup mengejutkan, namun harus segera disikapi semua pihak agar dampaknya tidak terlalu besar, pengaruhnya juga dipastikan terjadap ekonomi makro dan bisa mengerek inflasi," kata Acuviarta di Bandung, Jumat.
Menurut Acu, pengaruhnya akan mengerek inflasi inggi, terlebih tahun 2013 inflasi cukup tinggi sehingga cukup memberatkan masyarakat.
Pengaruh lainya juga terhadap iklim investasi, dimana situasi saat ini akan menjadi kendala investasi. Para investor kemungkinan mempertimbangkan rencana berinvestasi, minimal menunggu hingga situasi lebih baik.
"Mungkin pengaruhnya juga ke investasi, meski tidak terlalu signifikan tapi dampaknya pasti ada. Namun diharapkan kondisi ekonomi bisa tetap stabil dan disikapi secara bijak," katanya.
Lebih lanjut, Acu menyebutkan, Indonesia harus berkaca kepada perlambatan laju ekonomi seperti yang terjadi pada 2004 da 2009 yang bertepatan dengan momen Pemilu, sepertihalnya yang akan dihadapi pada 2014.
Kenaikan elpiji 12Kg tidak hanya berpengaruh kepada sektor rumah tangga mampu yang mengkonsumsi elpiji jenis itu, namun juga dampaknya rumah tangga menengah ke bawah.
"Yang dikhawatirkan terjadi subsidi yang menjadi tidak tepat sasaran, karena adanya konsumen elpiji 12Kg yang beralih ke elpiji 3Kga. Pengawasan distribusi perlu ditingkatkan lagi," katanya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Kadin Kota Bandung Deden Y Hidayat yang menyebutkan, kenaikan harga elpiji 12Kg sangat dirasakan oleh pelaku usaha UMKM yang selama ini mengkonsumsi elpiji berukuran menengah tersebut.
"Dampaknya sangat dirasakan oleh UMKM, terutama yang bergerak di sektor perhotelan, restoran dan industri rumahan. Perlu ada skema agar tidak terjadi krisis elpiji 3Kg karena kemungkinan akan ada peralihan konsumsi elpiji ke 3Kg," kata Deden Hidayat.(*)
ANALISIS : Seharusnya pihak pertamina dapat
mempertimbangkan kondisi masyarakat terutama dalam sektor usaha mikro, kecil,
menengah.
Terkait
harga gas elpiji meskipun bukan termasuk komoditas subsidi, namun perlu
mempertimbangkan kondisi riil masyarakat dan daya beli masyarakat. Dan perlu
memperhatikan kondisi ekonomi domestik.
Pada
kasus ini, apapun kebijakan yang dipastikan oleh pemerintah menjadi sangat
penting bagi setiap masyarakat, dan tentunya menjadi pilihan terbaik bagi
seluruh masyarakat.
Sumber : http://www.antaranews.com
0 komentar:
Posting Komentar