PENDAHULUAN
Jaman sekarang adalah jaman modern,
banyak peralatan-peralatan yang menggunakan bahan yang sifatnya elastis tidak
mudah pecah saat jatuh. Semakin meningkatnya kebutuhan tersebut, kebutuhan
karet juga meningkat dengan sendirinya sesuai dengan kebutuhan manusia.
Karet adalah polimer hidrokarbon
yang terbentuk dari emulsi kesusuan (dikenal sebagai latex) yang diperoleh dari
getah beberapa jenis tumbuhan pohon karet tetapi dapat juga diproduksi secara
sintetis. Sumber utama barang dagang dari latex yang digunakan untuk
menciptakan karet adalah pohon karet Hevea brasiliensis (Euphorbiaceae). Ini
dilakukan dengan cara melukai kulit
pohon sehingga pohon akan memberikan respon yang menghasilkan lebih banyak latex
lagi.
Lebih dari setengah produksi karet
yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta ton karet
alami masih tetap diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan penting
bagi beberapa industry.
1. NEGARA TUJUAN EKSPOR KARET INDONESIA
Dengan meningkatnya kebutuhan akan karet alam dari
Negara-negara industry, ini mempengaruhi ekspor karet Indonesia ke
Negara-negara lainnya.
Peningkatan juga terjadi karena adanya pengalihan karet
sistetik akibat naiknya harga minyak dunia.
2.
NEGARA PENGIMPOR KARET INDONESIA
Walau Indonesia termasuk Negara pengekspor karet mentah yang
banyak di minati Negara-negara industry, dikarenakan mulai banyaknya industry
yang mengolah karet sintetis di Indonesia maka secara tidak langsung Indonesia
lebih banyak melakukan impor karet-karet sintetis.
KESIMPULAN
Indonesia merupakan penghasil karet sekaligus sebagai salah
satu basis manufaktur karet dunia. Tersedianya lahan yang luas memberikan
peluang untuk menghasilkan karet alami yang lebih besar lagi dengan menambah
areal perkebunan karet.
Meskipun pasar karet sintetik lebih di nikmati, namun
produksi karet alam masih cukup besar, salah satu kelebihan dari karet alam
adalah kestabilan harganya.
Pada tahun 2004 jepang yang paling banyak mengimpor karet ke
Indonesia, sementara untuk ekspornya Indonesia lebih banyak mengekspor kenegara
Amerika Serikat.
Pada tahun 2005 perdagangan karet Indonesia mengalami
surplus sebesar US$ 2,9 juta, dimana nilai ekspor lebih besar disbanding nilai
impor. P[otensi surplus ini masih bisa naik lagi mengingat kebutuhan karet
dunia yang terus meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar